Friday, 23 December 2016

makalahAKIDAH AKHLAQ

KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul” Makalah Tentang Ridha” sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu  Dosen mata kuliah Akida Akhlak yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akida Akhlak. Selain itu kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian ridho,macam-macam ridho,dan contoh sikap ridho yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
            Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian demi memperbaiki  makalah ini di kemudian hari.
Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin



Makassar, 23 Desember 2016


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
a)      Latarbelakang.................................................................................................1
b)      Rumusan masalah..........................................................................................1
c)      Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
a)    Pengertian Ridha............................................................................................3
b)    Tingkatan Ridha..............................................................................................4
c)    Macam-Macam Sikap Ridha................... .......................................................5
d)    Manfaat menjalakan sifat Ridha........................ .............................................8
e)    Nilai positif perilaku Ridha...............................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................10
a)    Kesimpulan....................................................................................................10
b)    Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
  Seiring berjalannya waktu pengertian dan pemahaman orang tentang Ridho itu sangat beraneka ragam, ada juga yang bahkan tidak tahu makna dari ridho itu sendiri apa, dan ada pula yang tau makna ridho yang sebenarnya tapi tidak mengamalkannya dalam kehidupan. Telah menjadi sunnatullah bahwa setiap kejadian, mengandung kausalitas dan hikmah. Ada sebab dan ada akibat, disamping bertujuan. Adalah mustahil suatu cita-cita berhasil hanya dengan modal hayal dan bermalas-malas, tanpa suatu kerja dan usaha. Maka wajib ada factor usaha atau ikhtiar dan bertanggungjawab dari manusia.
  Kesiapan yang berimbang antara mendapatkan nikmat dan niqmah (cobaan)  inilah yang harus dimiliki oleh semua orang. Namun sering kali manusia hanya siap untuk menerima nikmat, dan tidak siap untuk menerima cobaan dan ujian Allah swt, disinilah diperlukan adanya Ridho  dalam menerima semua ketentuan Allah SWT.

B.   Rumusan Masalah
            Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.      Apa pengertian ridho?
2.     Macam-Macam Sikap Ridha ?
3.      Bagaimana Bercermin pada Hati Nurani untuk mencapai Ridha?




C.   Tujuan
       Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian ridho.
2. Untuk mengetahui bagaimana Menerima Ketentuan Allah dengan Lapang Dada.
3.Untuk mengetahui bagaimana Bercermin pada Hati untuk mencapai Ridha.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Ridha
  Perkataan ridha berasal dari bahasa arab, radhiya yang artinya senang hati (rela). Ridha menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah swt, baik berupa hukum (peraturan-peraturan) maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Sikap ridha harus ditunjukkan, baik ketika menerima nikmat maupun tatkala ditimpa musibah. Adapun beberapa pengertian ridha, yaitu:
  Menurut W.J.S Purwadarminta dalam KBBI diartikan rela, suka, dan senang hati. Sedangkan secara istilah yaitu perasaan lega atu kepuasan seseorang terhadap hasil prestasi yang diraihnya atau keputusan yang diberikan oleh Allah SWT sebagai takdirnya, dan atau pihak lain yang harus diterima sesuai prinsip keadilan.
  Menurut Imam Gozali, ridha adalah segala keputusan Allah SWT, merupakan puncak keindahan akhlak. Orang yang berhati ridha pada Allah juga memiliki sikap optimis,lapang dada, kosong hatinya dari dengki, selalu berprasangka baik, bahkan lebih dari itu, yaitu memandang baik, sempurna, penuh hikmah, semua yang terjadi semua sudah ada dalam rancangan, ketentuan Allah. Berbeda dengan orang-orang yang selalu membuat kerusakan di muka bumi ini, mereka selalu ridha apabila melakukan perbuatan yang Allah haramkan, dalam hatinya selalu merasa kurang apabila meninggalkan kebiasaan buruk yang selama ini mereka perbuat, dengan kata lain merasa puas hati apabila aktivitas hidupnya bisa membuat risau, khawatir, dan selalu mengganggu terhadap sesamanya. Semuanya itu ia lakukan karena mengikut hawa nafsu yang tanpa ia sadari bahwa sebenarnya syaitan telah menjerat dirinya dalam perbuatan dosa. Lebih jelasnya Allah telah menjelaskan dalam surat At-Taubah ayat 96:
يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ لِتَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنْ تَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنَّ اللهَ لاَ يَرْضَى عَنِ الْقَوْمِ الْفَاسِقِيْنَ
“Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka, tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada mereka, Sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang berbuat fasik.” At-Taubah ayat 96:
Dari ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
((ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً)
“Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah  sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya”
dalam pertengahan ayat yang ke-7 dari surat Az-Zumar di sebutkan:
وَلاَ يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ
Artinya: “……….., dan Dia tidak me-ridhai kekafiran bagi hamba-Nya,………..”

B.   Tingkatan Ridha
1. Ridhâ al-muhsinîn
Relanya seseorang kepada hukum Allah, tetapi tingkat ini belum mencapai tingkat rela kepada   kesulitan dan penderitaan.
2. Ridhâ al-Syuhadâi
Kecintaannya kepada Allah tanpa mengharapkan balasan, menyebabkan dia rela terhadap hokum dan terhadap segala sesuatu yang menimpanya.
3. Ridhâ al-shiddîqîna
Keasyikannya setiap saat menyatu bersama Allah, dan terus berusaha naik pada maqam-maqam selanjutnya, sehingga merasakan kenikmatan bersama Allah apapun yang menimpanya. Ini adalah urusan al-zauq (perasaan) karena syauq (rindunya) kepada Allah.

4. Ridhâ al-muqarrabîn
Relanya orang-orang yang sudah kembali dari al-Haq kepada al-Khâliq (Allah Swt.)


C.   Macam-Macam Sikap Ridha
1. Rida kepada Allah Swt.
Rida kepada Allah Swt. berarti menerima dg sepenuh hati bahwa Allah Swt. adalah tuhan sekalian alam yg harus kita sembah dan tidak menyekutukan-Nya.
{وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْأِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ}
Tetapi Allah menjadikan kamu sekalian (wahai para sahabat) cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan perbuatan maksiat. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS al-Hujuraat:7).
2. Rida kepada agama Allah Swt.
Rida terhadap agama Allah Swt. berarti menerima dg sepenuh hati agama Allah Swt. yg berisi aturan-aturan yg harus kita laksanakan dengan sepenuh hati dan larangan-larangan yang harus kita tinggalkan dengan penuh keikhlasan.Sikap ikhlas berhubungan dg niat seseorang ketika mengerjakan suatu, pekerjaan. Ikhlas atau tidaknya seseorang berniat melakukan sesuatu pekerjaan sangat ditentukan oleh niatnya. Apabila seseorang berniat melakukan sesuatu karena Allah Swt. dan mengharapkan rida-Nya, maka hatinya berarti ikhlas. Sebaliknya apabila niatnya bukan karena Allah dg mengharap pujian, sanjungan dan imbalan Berarti hatinya tidak ikhlas.


3.Ridha terhadap perintah dan larangan Allah
Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syari’ah Islam.
Ayat Al -Qur'an tentang Ridho dalam beribadah
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (6)
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).(Q.S.Hud :6)

لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (273)

 (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.(Q.S.Al-Baqarah : 273)
4. Ridha terhadap taqdir Allah.
Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.
5.Ridha terhadap perintah orang tua.
     Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14 ;
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya : “ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman :14)
     Bahkan Rasulullah bersabda : “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua”. Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia tidak menghiraukan panggilan ibunya.
6. Ridha terhadap peraturan dan undang-undang Negara
     Mentaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial. Mari kita hayati firman Allah dalam Q.S. an-Nisa (4) ayat 59 berikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.( Q.S. an-Nisa :59)
Dalil Al-Quran :
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ
Artinya :
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).
 

D.   Manfaat menjalakan sifat Ridha
1.    Manfaat suatu keridhaan yaitu Dengan ridho umat manusia akan
2.    menimbulkan rasa optimis yang kuat dalam menjalani dan menatap kehidupan di masa depan dengan mengambil hikmah dari kehidupan masa lampau, orang yang berhati ridho atas keputusan-keputusan Allah SWT,
3.     hatinya menjadi lapang,
4.     dan jauh dari sifat iri hati, dengki hasat dan bahkan tamak/rakus,
5.     ridho akan menumbuhkan sikap husnuz zann, terhadap ketentuan-ketentuan Allah, sehingga manusia tetap teguh iman dan amal shalehahnya,
6.    dengan ridho setiap kesulitan yang kita hadapi akan ada jalan keluarnya, di tiap satu kesulitan ada dua kemudahan, dengan ridha akan menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap sesama makhluk Allah SWT, dan akan lebih dekat dengan Allah SWT.


E.   Nilai positif perilaku Ridha
Rida merupakan kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang berkenaan sepenuh hati untuk menerima apa yang didapat ataupun yang dihadapi dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sikap ridha :
1. Menciptakan suasana batin yang puas, lega, bahagia
2. Membawa ketentraman jiwa dan kesejahteraan rohani
3.  Menghilangkan kebencian
4.  Mendorong memikir positif
5.  Mendorong pelakunya beramal sholeh
6.  Akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. (surga) karena ia selalu ingin mendapat ridlo dari Allah SWT


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Ridha adalah salah satu akhlak terpuji yang memiliki pengertian menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah swt. Ridha menurut baitul hikmah dikelompokkan menjadi 3 yaitu ridha kepada Allah, ridha apa yang datang dari Allah, dan ridha pada qada’ dan qadar Allah. Bentuk perilaku ridah salah satunya yaitu rela menerima setiap takdir yang sudah ditenteukan Allah dan berkeyakinan bahwa dibalik takdir baik maupun buruk tersimpan rahasia dan hikmah yang berharga. Selain itu perilaku ridha juga terdapat nilai positifnya, seperti menghilangkan kebencian, menciptakan suasana batin yang puas, lega dan bahagia. Kita juga perlu untuk membiasakan ridha dalam kehidupan sehari-hari kita, namun tidak semudah membalikkan telapak tangan karena semua itu memerlukan proses yang bertahap.


B.   Saran
Penulis menyarankan agar masyarakat tahu, serta dapat memahami apa saja isi sifat-sifat terpuji yang terdapat di dalam al-qur’an. Agar masyarakat mengerti manfaat-manfaat dan bahaya jika tidak melakukan perbuatan terpuji ini.
            Sebagai seorang manusia tentunya kita harus mempunyai sifat ridho, karena dengan adanya sifat ridho, kita bisa belajar tentang arti kesabaran. Sikap ridho juga sangat bermanfaat dalam melatih kesabaran. Semua yang terjadi di dalam kehidupan kita memang sudah diatur oleh Allah SWT. Maka jika memang tidak sesuai denga kenyataan, kita harus belajar bersabar dan ridho terhadap keputusan Allah SWT.


DAFTAR PUSTAKA

-       Tasawwuf definisi-penjelasan-ridha-dalam-tasawuf/2014
-       Buku LKS Aqidah Akhlak_2015
-       Buku 2012/01/materi-aqidah-akhlak-tentang-adil-rida.
-       Buku Aqidah Akhlak_ Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, MA

                                                                                                                     
















BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
  Seiring berjalannya waktu pengertian dan pemahaman orang tentang Ridho itu sangat beraneka ragam, ada juga yang bahkan tidak tahu makna dari ridho itu sendiri apa, dan ada pula yang tau makna ridho yang sebenarnya tapi tidak mengamalkannya dalam kehidupan. Telah menjadi sunnatullah bahwa setiap kejadian, mengandung kausalitas dan hikmah. Ada sebab dan ada akibat, disamping bertujuan. Adalah mustahil suatu cita-cita berhasil hanya dengan modal hayal dan bermalas-malas, tanpa suatu kerja dan usaha. Maka wajib ada factor usaha atau ikhtiar dan bertanggungjawab dari manusia.
  Kesiapan yang berimbang antara mendapatkan nikmat dan niqmah (cobaan)  inilah yang harus dimiliki oleh semua orang. Namun sering kali manusia hanya siap untuk menerima nikmat, dan tidak siap untuk menerima cobaan dan ujian Allah swt, disinilah diperlukan adanya Ridho  dalam menerima semua ketentuan Allah SWT.

B.   Rumusan Masalah
            Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.      Apa pengertian ridho?
2.     Macam-Macam Sikap Ridha ?
3.      Bagaimana Bercermin pada Hati Nurani untuk mencapai Ridha?




C.   Tujuan
       Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian ridho.
2. Untuk mengetahui bagaimana Menerima Ketentuan Allah dengan Lapang Dada.
3.Untuk mengetahui bagaimana Bercermin pada Hati untuk mencapai Ridha.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Ridha
  Perkataan ridha berasal dari bahasa arab, radhiya yang artinya senang hati (rela). Ridha menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah swt, baik berupa hukum (peraturan-peraturan) maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Sikap ridha harus ditunjukkan, baik ketika menerima nikmat maupun tatkala ditimpa musibah. Adapun beberapa pengertian ridha, yaitu:
  Menurut W.J.S Purwadarminta dalam KBBI diartikan rela, suka, dan senang hati. Sedangkan secara istilah yaitu perasaan lega atu kepuasan seseorang terhadap hasil prestasi yang diraihnya atau keputusan yang diberikan oleh Allah SWT sebagai takdirnya, dan atau pihak lain yang harus diterima sesuai prinsip keadilan.
  Menurut Imam Gozali, ridha adalah segala keputusan Allah SWT, merupakan puncak keindahan akhlak. Orang yang berhati ridha pada Allah juga memiliki sikap optimis,lapang dada, kosong hatinya dari dengki, selalu berprasangka baik, bahkan lebih dari itu, yaitu memandang baik, sempurna, penuh hikmah, semua yang terjadi semua sudah ada dalam rancangan, ketentuan Allah. Berbeda dengan orang-orang yang selalu membuat kerusakan di muka bumi ini, mereka selalu ridha apabila melakukan perbuatan yang Allah haramkan, dalam hatinya selalu merasa kurang apabila meninggalkan kebiasaan buruk yang selama ini mereka perbuat, dengan kata lain merasa puas hati apabila aktivitas hidupnya bisa membuat risau, khawatir, dan selalu mengganggu terhadap sesamanya. Semuanya itu ia lakukan karena mengikut hawa nafsu yang tanpa ia sadari bahwa sebenarnya syaitan telah menjerat dirinya dalam perbuatan dosa. Lebih jelasnya Allah telah menjelaskan dalam surat At-Taubah ayat 96:
يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ لِتَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنْ تَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنَّ اللهَ لاَ يَرْضَى عَنِ الْقَوْمِ الْفَاسِقِيْنَ
“Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka, tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada mereka, Sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang berbuat fasik.” At-Taubah ayat 96:
Dari ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
((ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً)
“Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah  sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya”
dalam pertengahan ayat yang ke-7 dari surat Az-Zumar di sebutkan:
وَلاَ يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ
Artinya: “……….., dan Dia tidak me-ridhai kekafiran bagi hamba-Nya,………..”

B.   Tingkatan Ridha
1. Ridhâ al-muhsinîn
Relanya seseorang kepada hukum Allah, tetapi tingkat ini belum mencapai tingkat rela kepada   kesulitan dan penderitaan.
2. Ridhâ al-Syuhadâi
Kecintaannya kepada Allah tanpa mengharapkan balasan, menyebabkan dia rela terhadap hokum dan terhadap segala sesuatu yang menimpanya.
3. Ridhâ al-shiddîqîna
Keasyikannya setiap saat menyatu bersama Allah, dan terus berusaha naik pada maqam-maqam selanjutnya, sehingga merasakan kenikmatan bersama Allah apapun yang menimpanya. Ini adalah urusan al-zauq (perasaan) karena syauq (rindunya) kepada Allah.

4. Ridhâ al-muqarrabîn
Relanya orang-orang yang sudah kembali dari al-Haq kepada al-Khâliq (Allah Swt.)


C.   Macam-Macam Sikap Ridha
1. Rida kepada Allah Swt.
Rida kepada Allah Swt. berarti menerima dg sepenuh hati bahwa Allah Swt. adalah tuhan sekalian alam yg harus kita sembah dan tidak menyekutukan-Nya.
{وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْأِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ}
Tetapi Allah menjadikan kamu sekalian (wahai para sahabat) cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan perbuatan maksiat. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS al-Hujuraat:7).
2. Rida kepada agama Allah Swt.
Rida terhadap agama Allah Swt. berarti menerima dg sepenuh hati agama Allah Swt. yg berisi aturan-aturan yg harus kita laksanakan dengan sepenuh hati dan larangan-larangan yang harus kita tinggalkan dengan penuh keikhlasan.Sikap ikhlas berhubungan dg niat seseorang ketika mengerjakan suatu, pekerjaan. Ikhlas atau tidaknya seseorang berniat melakukan sesuatu pekerjaan sangat ditentukan oleh niatnya. Apabila seseorang berniat melakukan sesuatu karena Allah Swt. dan mengharapkan rida-Nya, maka hatinya berarti ikhlas. Sebaliknya apabila niatnya bukan karena Allah dg mengharap pujian, sanjungan dan imbalan Berarti hatinya tidak ikhlas.


3.Ridha terhadap perintah dan larangan Allah
Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syari’ah Islam.
Ayat Al -Qur'an tentang Ridho dalam beribadah
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (6)
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).(Q.S.Hud :6)

لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (273)

 (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.(Q.S.Al-Baqarah : 273)
4. Ridha terhadap taqdir Allah.
Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.
5.Ridha terhadap perintah orang tua.
     Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14 ;
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya : “ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman :14)
     Bahkan Rasulullah bersabda : “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua”. Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia tidak menghiraukan panggilan ibunya.
6. Ridha terhadap peraturan dan undang-undang Negara
     Mentaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial. Mari kita hayati firman Allah dalam Q.S. an-Nisa (4) ayat 59 berikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.( Q.S. an-Nisa :59)
Dalil Al-Quran :
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ
Artinya :
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).
 

D.   Manfaat menjalakan sifat Ridha
1.    Manfaat suatu keridhaan yaitu Dengan ridho umat manusia akan
2.    menimbulkan rasa optimis yang kuat dalam menjalani dan menatap kehidupan di masa depan dengan mengambil hikmah dari kehidupan masa lampau, orang yang berhati ridho atas keputusan-keputusan Allah SWT,
3.     hatinya menjadi lapang,
4.     dan jauh dari sifat iri hati, dengki hasat dan bahkan tamak/rakus,
5.     ridho akan menumbuhkan sikap husnuz zann, terhadap ketentuan-ketentuan Allah, sehingga manusia tetap teguh iman dan amal shalehahnya,
6.    dengan ridho setiap kesulitan yang kita hadapi akan ada jalan keluarnya, di tiap satu kesulitan ada dua kemudahan, dengan ridha akan menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap sesama makhluk Allah SWT, dan akan lebih dekat dengan Allah SWT.


E.   Nilai positif perilaku Ridha
Rida merupakan kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang berkenaan sepenuh hati untuk menerima apa yang didapat ataupun yang dihadapi dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sikap ridha :
1. Menciptakan suasana batin yang puas, lega, bahagia
2. Membawa ketentraman jiwa dan kesejahteraan rohani
3.  Menghilangkan kebencian
4.  Mendorong memikir positif
5.  Mendorong pelakunya beramal sholeh
6.  Akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. (surga) karena ia selalu ingin mendapat ridlo dari Allah SWT


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Ridha adalah salah satu akhlak terpuji yang memiliki pengertian menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah swt. Ridha menurut baitul hikmah dikelompokkan menjadi 3 yaitu ridha kepada Allah, ridha apa yang datang dari Allah, dan ridha pada qada’ dan qadar Allah. Bentuk perilaku ridah salah satunya yaitu rela menerima setiap takdir yang sudah ditenteukan Allah dan berkeyakinan bahwa dibalik takdir baik maupun buruk tersimpan rahasia dan hikmah yang berharga. Selain itu perilaku ridha juga terdapat nilai positifnya, seperti menghilangkan kebencian, menciptakan suasana batin yang puas, lega dan bahagia. Kita juga perlu untuk membiasakan ridha dalam kehidupan sehari-hari kita, namun tidak semudah membalikkan telapak tangan karena semua itu memerlukan proses yang bertahap.


B.   Saran
Penulis menyarankan agar masyarakat tahu, serta dapat memahami apa saja isi sifat-sifat terpuji yang terdapat di dalam al-qur’an. Agar masyarakat mengerti manfaat-manfaat dan bahaya jika tidak melakukan perbuatan terpuji ini.
            Sebagai seorang manusia tentunya kita harus mempunyai sifat ridho, karena dengan adanya sifat ridho, kita bisa belajar tentang arti kesabaran. Sikap ridho juga sangat bermanfaat dalam melatih kesabaran. Semua yang terjadi di dalam kehidupan kita memang sudah diatur oleh Allah SWT. Maka jika memang tidak sesuai denga kenyataan, kita harus belajar bersabar dan ridho terhadap keputusan Allah SWT.


DAFTAR PUSTAKA

-       Tasawwuf definisi-penjelasan-ridha-dalam-tasawuf/2014
-       Buku LKS Aqidah Akhlak_2015
-       Buku 2012/01/materi-aqidah-akhlak-tentang-adil-rida.
-       Buku Aqidah Akhlak_ Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, MA

                                                                                                                     

















1 comment:

  1. Kami adalah sebuah organisasi yang dibentuk untuk membantu orang yang membutuhkan
    bantuan, seperti bantuan keuangan. Jadi, jika Anda akan melalui keuangan
    masalah, jika Anda memiliki kekacauan finansial dan Anda perlu dana untuk
    memulai bisnis Anda sendiri atau Anda membutuhkan pinjaman untuk melunasi hutang atau membayar
    tagihan, memulai bisnis yang baik atau Anda merasa sulit
    mendapatkan pinjaman modal dari bank lokal, hubungi kami hari ini via e - email
    rebeccawilliamsloanfirm@gmail.com

     "Jadi, jangan biarkan kesempatan ini berlalu begitu,
    Anda disarankan untuk mengisi dan mengembalikan rincian di bawah ini ..

    Namamu: ______________________
    Alamat Anda: ____________________
    Negaramu: ____________________
    Tugas Anda: __________________
    Jumlah pinjaman yang dibutuhkan: ______________
    Jangka waktu pinjaman: ____________________
    Pendapatan bulanan: __________________
    Nomor handphone: ________________
    Apakah Anda mengajukan pinjaman sebelumnya: ________________
    Jika Anda telah mengajukan pinjaman sebelumnya, di mana Anda diperlakukan dengan jujur? ...

    Bertindak cepat dan keluar dari tekanan keuangan, berantakan, dan tantangan
    hubungi REBECCA WILLIAMS PINJAMAN PERUSAHAAN hari ini melalui e - mail:
    rebeccawilliamsloanfirm@gmail.com

    ReplyDelete