KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Makalah Agama ini dengan tepat waktu.
Karena tanpa pertolongan-Nya saya tidak dapat menyelesaikan Makalah ini.
Sholawat serta salam terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan pembuatan makalah dengan judul
” Dukun, Sihir dan Sistem Kepercayaan Masyarakat“ adalah untuk memenuhi salah
satu tugas kelompok Mata Kuliah Agama dan dengan adanya makalah ini bisa
menambah pengetahuan kita tentang masalah perdukunan, sihir dan juga
system kepercayaan di masyarakat yang tentunya itu semua merupakan hal yang
musyrik.
Tak
lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang sudah memberikan tugas
kelompok makalah ini dan kami mohon maaf bila banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini harap Bapak dapat memakluminya.
Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.
Wassalamua’laikum
Wr Wb
Makassar, 15
Desember 2016
DAFTAR
ISI
KATAPENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR
ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
a)
Latarbelakang.................................................................................................1
b)
Rumusan
masalah..........................................................................................2
c)
Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
a) Pengertian dan Hakikat Dukun...........
............................................................3
b) Hukum
dan pandangan islam tentang dukun....
.............................................4
c)
Proses dukun mendapatkan informasi............................................................6
d) Cara menangkal Perdukunan atau sihir........................
.................................8
e) Faktor penyebab masyarakat berdukun..........................................................9
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................10
a) Kesimpulan....................................................................................................10
b) Saran..............................................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Di zaman yang sudah maju dan berkembang ini
masih banyak masyarakat yang mempercayai dan menggunakan yang namanya dukun,
sihir dan system kepercayaan masyarakat. Di zaman dahulu banyak orang yang
mencari dan mendatangi dukun, sihir dan apapun yang masih bersangkutan dengan
perdukunan seperti paranormal. Mereka menanyakan tentang keadaan
atau apa yang terjadi terhadap diri sendiri maupun orang lain, atau bisa
dibilang dengan menanyakan nasibnya. Mungkin dulu orang masih awam dan
kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan alam ghaib.
Karena perlu kita ketahui bahwa dukun, sihir merupakan bentuk ghaib, karena
tidak ada manusia yang mengetahui apa yang akan terjadi atau masa depan
seseorang selain Allah SWT.
Dukun
dan sihir banyak digunakan orang untuk mencari jodoh, melihat nasib, dan lain
sebagainya kadang dukun dan sihir pun bisa digunakan untuk kejahatan seperti
menyantet seseorang dan lainnya tapi ada juga dukun untuk pengobatan.
Sebenarnya perlu kita waspadai mengenai dukun, sihir karena apa di zaman ini
banyak orang yang memperpergunakan dukun dan sihir untuk kejahatan seperti ilmu
santet dan memperdaya orang ada istilahnya pelet.
Maka
dari itu dengan diadakannya makalah ini, bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan masyarakat tentang dukun, sihir, dan system kepercayaan masyarakat,
apalagi di zaman sekarang teknologi sudah canggih dan maju.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut agar
penulisan sesuai dengan yang diharapkan maka diperoleh beberapa rumusan, yaitu:
1. Apa
yang dimaksud dengan dukun?
2. Bagaimana
pandangan islam tentang dukun ?
3. Apa
hukuman atau sanksi yang didapat oleh orang yang menjadi dukun, penyihir
ataupun orang yang melakukan perdukunan dan sihir ?
4. Bagaimana
dukun tersebut mendapatkan informasi ?
5. Adakah
cara untuk menangkal perdukunan dan sihir ?
- Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang dukun, sihir dan sistem
kepercayaan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Hakikat
Dukun
Ada beberapa istilah yang memiliki konotasi
dengan perdukunan, kadang-kala istilah tersebut dipakai untuk makna yang sama,
namun sering kali dipakai dalam makna berbeda.
Istilah tersebut ialah: Kaahin (dukun),
‘Arraaf (peramal), Rammal (tukang tenung), Munajjim (ahli nujum), Saahir(ahli
sihir) dan hipnotis. Pemakaian istilah tersebut dalam makna yang sama
disebabkan oleh kesamannya dalam beberapa hal; Pertama: dari sisi pengakuan
mengetahui hal-hal yang ghaib. Kedua: dalam sisi penerimaan info tentang hal
yang ghaib tersebut dengan mempergunakan bantuan setan atau Jin.
“Kaahin (dukun) adalah Orang yang mengaku
mengetahui tentang hal-hal haib pada masa yang akan datang dengan cara melalui
setan (Jin). Dimana setan (Jin) tersebut memberitakan sesuatu yang tidak diketahui oleh manusia.
Karena setan bisa dapat mengetahui sesuatu yang susah untuk diketahui manusia.
Maka ia memberitahu manusia dengan imbalan bahwa manusia itu mau tunduk
kepadanya. Sehingga mereka melakukan hal-hal kesyirikan dan kekufuran kepada
Allah. Maka mereka berusaha mendekatkan dirinya kepada setan (Jin) tersebut.
Apabila manusia sudah mau tunduk kepada setan (Jin) tersebut sesuai permintaan
mereka, maka setan akan membantu mereka untuk mengetahui hal-hal yang ghaib.
Kemudian Syeikh Sholeh Fauzan menyebutkan
pendapat lain tentang arti dari Kaahin (dukun) adalah Orang yang mengaku
mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati. Pada hal tidak ada yang mengetahui
apa yang ada dalam hati seseorang kecuali Allah, akan tetapi setan bisa
mengetahui perkataan hati seseorang melalui bisikan-bisikan yan dilakukan setan
kepadanya. Karena setan berjalan dalam diri manusia seperti mengalirnya darah
dalam tubuh manusia. Maka setan dapat mengetahui tentang seseorang hal yang
tidak bisa diketahui oleh orang lain.
B.
Hukum
dan pandangan islam tentang dukun
Perdukunan bukanlah sesuatu yang baru dalam
kehidupan manusia, ia sudah ada jauh sebelum nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wa
Sallam di utus oleh Allah. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam telah menperingatkan umatnya untuk tidak
mendatangi dan mempercayai dukun ataupun membuka pratek perdukunan. Berikut ini
di sebutkan bebarapa yang berkenaan dengan hal Larangan tentang mendatangi
dukun, Hal ini di tegaskan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya:
عَنْ وَائِلَةَ بْنِ اْلاَسْقَعِ رض قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ اَتَى كَاهِنًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ
حُجِبَتْ عَنْهُ التَّوْبَةُ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً، فَاِنْ صَدَّقَهُ بِمَا قَالَ
كَفَرَ. الطبرانى
Dari Wailah bin Asqa' RA, ia berkata
: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa datang kepada
dukun menanyakan sesuatu kepadanya, maka tertutup taubat darinya selama empat
puluh malam, dan jika ia mempercayai perkataan dukun itu, ia kafir".
[HR. Thabrani]
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: مَنْ اَتَى
عَرَّافًا اَوْ سَاحِرًا اَوْ كَاهِنًا فَسَأَلَهُ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ
فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ص. البزار و ابو يعلى
Dari Ibnu Mas'ud RA, ia berkata,
"Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, atau tukang sihir atau dukun
menanyakan sesuatu kepadanya dan percaya kepada apa yang dikatakannya, maka
sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW".
[HR. Al-Bazzar dan Abu Ya'la]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَنِ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُوْمِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ
السِّحْرِ زَادَ مَا زَادَ. ابو داود و ابن ماجه
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mempelajari ilmu ramalan
bintang berarti dia mempelajari satu cabang dari sihir, dan bertambah dosa
apabila dia bertambah dalam mempelajarinya". [HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majjah]
{وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا
مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الإنْسِ، وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ
مِنَ الإنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا
الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا، قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلا مَا
شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ}
“Dan (ingatlah) hari di
waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Dia berfirman): “Hai golongan
jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia”, lalu
berkatalah teman-teman dekat mereka dari golongan manusia (para dukun dan
tukang sihir): “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah mendapatkan
kesenangan/manfaat dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu
yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka itulah tempat
tinggal kalian, sedang kalian kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki
(yang lain)”. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”
(QS al-An’aam:128).
وَأَنَّهُ
كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ
رَهَقًا
“Dan bahwasannya ada beberapa orang dari (kalangan) manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin, maka
jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS al-Jin:6).
Dari
hadits dan Ayat diatas menunjukkan bahwa sihir, dukun, tukang ramal, percaya hantu, jimat, mantra-mantra dan
kepercayaan-kepercayan syirik lainnya adalah dilarang agama.
Sedangkan dukun atau tukang ramal itu
mengaku mengetahui yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang.
Mereka itu hanyalah membuat kebohongan belaka. Padahal tidak ada yang
mengetahui yang ghaib kecuali Allah SWT semata. Mendatangi dan bertanya kepada
mereka tentang sesuatu, kemudian membenarkan ucapan/berita yang mereka
sampaikan, maka ini adalah kufur/kafir terhadap Allah Ta’ala, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
C.Proses dukun mendapatkan informasi
Dalam
hal ini dukun bekerjasama dengan setan atau jin dan tentunya mereka saling
berkomitmen dimana dukun harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh setan,
barulah setan atau jin membantu dukun tersebut. Peristiwa pencurian
berita dari langit oleh para syaitan banyak terjadi di jaman Jahiliyah sebelum
diutusnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, adapun setelah diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka
itu tidak banyak terjadi, karena Allah Ta’ala telah menjadikan bintang-bintang sebagai penjaga
langit dan pembakar para syaitan yang mencuri berita dari langit.Sebagaimana
dalam firman Allah Ta’ala:
وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا
مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا. وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ
لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا}
“(Para Jin itu
berkata): “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api.
Dan sesungguhnya kami dahulu (sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam) dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk
mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang (setelah diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)
barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan
menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)” (QS al-Jin:8-9).
{وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي
بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا}
“Dan demikianlah Kami
jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari kalangan)
manusia dan (dari kalangan) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian
yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (QS
al-An’aam:112).
قُلْ لاَ
يَعْلَمُ مَنْ فِى السّموتِ وَ اْلاَرْضِ الْغَيْبَ اِلاَّ اللهُ، وَ مَا
يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ. النمل
Katakanlah, "Tidak ada seorangpun di langit
dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah", dan mereka
tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.
[QS. An-Naml : 65]
علِمُ اْلغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلى غَيْبِه
اَحَدًا. اِلاَّ مَنِ ارْتَضى مِنْ رَسُوْلٍ فَاِنَّه يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ
يَدَيْهِ وَ مِنْ خَلْفِه رَصَدًا. الجن:26-27
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui
yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib
itu. (26) Kecuali kepada Rasul yang diridlai-Nya, maka
sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di
belakangnya. (27). [QS. Al-Jin
قَالَتْ
عَائِشَةُ: يَسْأَلُ اُنَاسٌ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ اْلكُهَّانِ، فَقَالَ لَهُمْ
رَسُوْلُ اللهِ ص: لَيْسُوْا بِشَىْءٍ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَاِنَّهُمْ
يُحَدِّثُوْنَ اَحْيَانًا الشَّىْءَ يَكُوْنُ حَقُّا. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنَ اْلجِنِّ يَخْطَفُهَا اْلجِنِّيُّ. فَيَقُرُّهَا فِى
اُذُنِ وَلِيِّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةَ، فَيَخْلِطُوْنَ فِيْهَا اَكْثَرَ مِنْ
مِائَةِ كَذْبَةٍ. مسلم
'Aisyah berkata : Orang-orang
bertanya kepada Rasulullah SAW tentang dukun. Maka Rasulullah SAW bersabda
kepada mereka, "Mereka tidak bisa apa-apa". Orang-orang
menyahut, "Tetapi mereka itu kadang-kadang menceritakan sesuatu yang
benar-benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Kalimat itu
adalah dari Jin yang ia menyambarnya lalu diperdengarkan ke telinga pembantunya
(dukun) seperti suara ayam lalu mereka mencampurinya dengan lebih dari seratus
kedustaan". [HR. Muslim].
Dalam
hadits dan ayat al Qur’an di atas ada berapa poin yang dapat kita jelaskan:
Pertama:
dalam hadits tersebut diterangkan bagaimana proses jin dalam mencari
berita-berita ghaib. Yaitu dengan bertengger satu di atas yang lainnya
Kedua:
berita ghaib yang mereka dapatkan itu berasal dari perkataan Allah kepada para
malaikat untuk melakukan tugas tertentu, lalu para malaikat saling
berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Maka melalui percakapan malaikat
tersebut mereka mencuri dengar dan menyampaikannya kepada mitranya dari
kalangan dukun.
Ketiga:
bahwa tidak senantiasa mereka dapat mencuri berita langit tersebut karena Allah
menjadikan sebahagian bintang untuk melempar mereka yang berusaha mencuri
dengar berita langit tersebut.
Keempat:
jika mereka selamat dari lemparan bintang yang berapi, baru mereka berhasil
mencuri satu kalimat dari berita langit, artinya mereka tidak mengetahui secara
detail atau seutuhnya tentang berita langit tersebut. Lalu berita tersebut
mereka campur dengan seratus kedustaan.
Kelima:
bahwa sebab adanya manusia yang mempercayai dukun adalah gara-gara tidak melihat
kebohongannya dan hanya mengingat satu kalimat yang terdapat seratus
kebohongan. Lalu kalimat yang satu tersebut diekspos kemana-mana, namun tidak
mengekspos kebohongannya yang begitu banyak.
D.
Cara menangkal Perdukunan atau sihir
cara
untuk menangkal perdukunan dan sihir :
1. Membaca
ayat Kursy pada pagi dan sore, setiap selesai sholat fardhu dan saat akan
tidur.
2. Membaca
بسم
الله dan doa ketika membuka pakaian
3. Membaca
do’a ketika masuk Wc.
4 Menghiasi
rumah dengan sering membaca surat Al baqarah di dalamnya.
5. Membaca
do’a ketika masuk rumah
6. Membaca
do’a ketika singgah di sebuah tempat atau memasuki daerah baru.
E.
Faktor penyebab masyarakat berdukun
1.
rendahnya pengetahuan,
2.
lemahnya keyakinan terhadap ajaran agama,
3.
terbatasnya kemampuan ekonomi, serta
4.
adanya keyakinan seseorang atau masyarakat yang ketat dan telah terpelihara
secara turun-temurun.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada
dasarnya ilmu sihir dan dukun sangat dilarang tegas oleh Islam karena hal
tersebut merupakan kemungkaran terhadap agama dan juga kemusyrikan. Oleh karena
itu kita sebagai masyarakat yang tidak ingin musyrik diharapkan lebih
berhati-hati dan lebih kebal lagi imannya agar tidak mudah tergoda dan terbawa
hawa nafsu yang bisa menyesatkan. Dengan kata lain kita harus menjauh dari yang
namanya ilmu-ilmu ghaib karena informasi yang disampaikannya belum tentu benar.
B.
Saran
Untuk
masyarakat tentunya harus lebih menambah wawasan tentang dukun, sihir dan lain
sebagainnya, memperkuat iman dan takwa kita terhadap Allah SWT, memperyakin
diri sendiri dan percaya pada Allah tentang apa yang akan terjadi intinya kita
harus pasrah
DAFTAR PUSTAKA
- Hukum Menurut Islam - Islampos -Hukum
Sihir.html
- Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA (Sejarah
Perdukunan Dalam Pandangan Islam), rumah
islam
- Pandangan Islam tentang Sihir, Perdukunan
dan Ramalan Kumpulan Materi Dakwah Islam
No comments:
Post a Comment