Friday, 16 December 2016

AKIDAH AKHLAQ



KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya  sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Makalah Agama ini dengan tepat waktu. Karena tanpa pertolongan-Nya saya tidak dapat menyelesaikan Makalah ini. Sholawat serta salam terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW.
  Adapun tujuan pembuatan makalah dengan judul ” Dukun, Sihir dan Sistem Kepercayaan Masyarakat“ adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Agama dan dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan kita tentang masalah  perdukunan, sihir dan juga system kepercayaan di masyarakat yang tentunya itu semua merupakan hal yang musyrik.
 Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang sudah memberikan tugas kelompok makalah ini dan kami mohon maaf bila banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini harap Bapak dapat memakluminya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr Wb
                                             
Makassar, 15 Desember 2016



DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
a)      Latarbelakang.................................................................................................1
b)      Rumusan masalah..........................................................................................2
c)      Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
a)    Pengertian dan Hakikat Dukun........... ............................................................3
b)    Hukum dan pandangan islam tentang dukun.... .............................................4
c)    Proses dukun mendapatkan informasi............................................................6
d)    Cara menangkal Perdukunan atau sihir........................ .................................8
e)    Faktor penyebab masyarakat berdukun..........................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................10
a)    Kesimpulan....................................................................................................10
b)    Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11





BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang Masalah
  Di zaman yang sudah maju dan berkembang ini masih banyak masyarakat yang mempercayai dan menggunakan yang namanya dukun, sihir dan system kepercayaan masyarakat. Di zaman dahulu banyak orang yang mencari dan mendatangi dukun, sihir dan apapun yang masih bersangkutan dengan perdukunan  seperti paranormal. Mereka menanyakan tentang keadaan atau apa yang terjadi terhadap diri sendiri maupun orang lain, atau bisa dibilang dengan menanyakan nasibnya. Mungkin dulu orang masih awam dan kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan alam ghaib. Karena perlu kita ketahui bahwa dukun, sihir merupakan bentuk ghaib, karena tidak ada manusia yang mengetahui apa yang akan terjadi atau masa depan seseorang selain Allah SWT.
Dukun dan sihir banyak digunakan orang untuk mencari jodoh, melihat nasib, dan lain sebagainya kadang dukun dan sihir pun bisa digunakan untuk kejahatan seperti menyantet seseorang dan lainnya tapi ada juga dukun untuk pengobatan. Sebenarnya perlu kita waspadai mengenai dukun, sihir karena apa di zaman ini banyak orang yang memperpergunakan dukun dan sihir untuk kejahatan seperti ilmu santet dan memperdaya orang ada istilahnya pelet.
Maka dari itu dengan diadakannya makalah ini, bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang dukun, sihir, dan system kepercayaan masyarakat, apalagi di zaman sekarang teknologi sudah canggih dan maju.




B.   Rumusan Masalah
  Berdasarkan latar belakang tersebut agar penulisan sesuai dengan yang diharapkan maka diperoleh beberapa rumusan, yaitu:
1.    Apa yang dimaksud dengan dukun?
2.    Bagaimana pandangan islam tentang dukun ?
3.    Apa hukuman atau sanksi yang didapat oleh orang yang menjadi dukun, penyihir ataupun orang yang melakukan perdukunan dan sihir ?
4.    Bagaimana dukun tersebut mendapatkan informasi ?
5.    Adakah cara untuk menangkal perdukunan dan sihir ?

  1. Tujuan
  Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang dukun, sihir dan sistem kepercayaan masyarakat


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian dan Hakikat Dukun
  Ada beberapa istilah yang memiliki konotasi dengan perdukunan, kadang-kala istilah tersebut dipakai untuk makna yang sama, namun sering kali dipakai dalam makna berbeda.
  Istilah tersebut ialah: Kaahin (dukun), ‘Arraaf (peramal), Rammal (tukang tenung), Munajjim (ahli nujum), Saahir(ahli sihir) dan hipnotis. Pemakaian istilah tersebut dalam makna yang sama disebabkan oleh kesamannya dalam beberapa hal; Pertama: dari sisi pengakuan mengetahui hal-hal yang ghaib. Kedua: dalam sisi penerimaan info tentang hal yang ghaib tersebut dengan mempergunakan bantuan setan atau Jin.
  “Kaahin (dukun) adalah Orang yang mengaku mengetahui tentang hal-hal haib pada masa yang akan datang dengan cara melalui setan (Jin). Dimana setan (Jin) tersebut memberitakan  sesuatu yang tidak diketahui oleh manusia. Karena setan bisa dapat mengetahui sesuatu yang susah untuk diketahui manusia. Maka ia memberitahu manusia dengan imbalan bahwa manusia itu mau tunduk kepadanya. Sehingga mereka melakukan hal-hal kesyirikan dan kekufuran kepada Allah. Maka mereka berusaha mendekatkan dirinya kepada setan (Jin) tersebut. Apabila manusia sudah mau tunduk kepada setan (Jin) tersebut sesuai permintaan mereka, maka setan akan membantu mereka untuk mengetahui hal-hal yang ghaib.
  Kemudian Syeikh Sholeh Fauzan menyebutkan pendapat lain tentang arti dari Kaahin (dukun) adalah Orang yang mengaku mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati. Pada hal tidak ada yang mengetahui apa yang ada dalam hati seseorang kecuali Allah, akan tetapi setan bisa mengetahui perkataan hati seseorang melalui bisikan-bisikan yan dilakukan setan kepadanya. Karena setan berjalan dalam diri manusia seperti mengalirnya darah dalam tubuh manusia. Maka setan dapat mengetahui tentang seseorang hal yang tidak bisa diketahui oleh orang lain.
B.   Hukum dan pandangan islam tentang dukun
  Perdukunan bukanlah sesuatu yang baru dalam kehidupan manusia, ia sudah ada jauh sebelum nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam di utus oleh Allah. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam  telah menperingatkan umatnya untuk tidak mendatangi dan mempercayai dukun ataupun membuka pratek perdukunan. Berikut ini di sebutkan bebarapa yang berkenaan dengan hal Larangan tentang mendatangi dukun, Hal ini di tegaskan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam  dalam sabdanya:


عَنْ وَائِلَةَ بْنِ اْلاَسْقَعِ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ اَتَى كَاهِنًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ حُجِبَتْ عَنْهُ التَّوْبَةُ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً، فَاِنْ صَدَّقَهُ بِمَا قَالَ كَفَرَ. الطبرانى
Dari Wailah bin Asqa' RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa datang kepada dukun menanyakan sesuatu kepadanya, maka tertutup taubat darinya selama empat puluh malam, dan jika ia mempercayai perkataan dukun itu, ia kafir". [HR. Thabrani]
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: مَنْ اَتَى عَرَّافًا اَوْ سَاحِرًا اَوْ كَاهِنًا فَسَأَلَهُ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ص. البزار و ابو يعلى
Dari Ibnu Mas'ud RA, ia berkata, "Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, atau tukang sihir atau dukun menanyakan sesuatu kepadanya dan percaya kepada apa yang dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW". [HR. Al-Bazzar dan Abu Ya'la]




عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنِ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُوْمِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْرِ زَادَ مَا زَادَ. ابو داود و ابن ماجه
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mempelajari ilmu ramalan bintang berarti dia mempelajari satu cabang dari sihir, dan bertambah dosa apabila dia bertambah dalam mempelajarinya". [HR. Abu Dawud dan Ibnu Majjah]
{وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الإنْسِ، وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الإنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا، قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ}
Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Dia berfirman): “Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia”, lalu berkatalah teman-teman dekat mereka dari golongan manusia (para dukun dan tukang sihir): “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah mendapatkan kesenangan/manfaat dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka itulah tempat tinggal kalian, sedang kalian kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” (QS al-An’aam:128).
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
Dan bahwasannya ada beberapa orang dari (kalangan) manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS al-Jin:6).
 Dari hadits dan Ayat diatas menunjukkan bahwa sihir, dukun, tukang ramal, percaya hantu, jimat, mantra-mantra dan kepercayaan-kepercayan syirik lainnya adalah dilarang agama. Sedangkan dukun atau tukang ramal itu mengaku mengetahui yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang. Mereka itu hanyalah membuat kebohongan belaka. Padahal tidak ada yang mengetahui yang ghaib kecuali Allah SWT semata. Mendatangi dan bertanya kepada mereka tentang sesuatu, kemudian membenarkan ucapan/berita yang mereka sampaikan, maka ini adalah kufur/kafir terhadap Allah Ta’ala, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

C.Proses dukun mendapatkan informasi
Dalam hal ini dukun bekerjasama dengan setan atau jin dan tentunya mereka saling berkomitmen dimana dukun harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh setan, barulah setan atau jin membantu dukun tersebut. Peristiwa pencurian berita dari langit oleh para syaitan banyak terjadi di jaman Jahiliyah sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, adapun setelah diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka itu tidak banyak terjadi, karena Allah Ta’ala telah menjadikan bintang-bintang sebagai penjaga langit dan pembakar para syaitan yang mencuri berita dari langit.Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:

وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا. وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا}
(Para Jin itu berkata): “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Dan sesungguhnya kami dahulu (sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang (setelah diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)” (QS al-Jin:8-9).
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا}
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112).
قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِى السّموتِ وَ اْلاَرْضِ الْغَيْبَ اِلاَّ اللهُ، وَ مَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ. النمل
Katakanlah, "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan. [QS. An-Naml : 65]
علِمُ اْلغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلى غَيْبِه اَحَدًا. اِلاَّ مَنِ ارْتَضى مِنْ رَسُوْلٍ فَاِنَّه يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَ مِنْ خَلْفِه رَصَدًا. الجن:26-27
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. (26) Kecuali kepada Rasul yang diridlai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (27). [QS. Al-Jin
قَالَتْ عَائِشَةُ: يَسْأَلُ اُنَاسٌ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ اْلكُهَّانِ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَيْسُوْا بِشَىْءٍ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَاِنَّهُمْ يُحَدِّثُوْنَ اَحْيَانًا الشَّىْءَ يَكُوْنُ حَقُّا. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنَ اْلجِنِّ يَخْطَفُهَا اْلجِنِّيُّ. فَيَقُرُّهَا فِى اُذُنِ وَلِيِّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةَ، فَيَخْلِطُوْنَ فِيْهَا اَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ. مسلم
'Aisyah berkata : Orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang dukun. Maka Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, "Mereka tidak bisa apa-apa". Orang-orang menyahut, "Tetapi mereka itu kadang-kadang menceritakan sesuatu yang benar-benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Kalimat itu adalah dari Jin yang ia menyambarnya lalu diperdengarkan ke telinga pembantunya (dukun) seperti suara ayam lalu mereka mencampurinya dengan lebih dari seratus kedustaan". [HR. Muslim].
Dalam hadits dan ayat al Qur’an di atas ada berapa poin yang dapat kita jelaskan:

Pertama: dalam hadits tersebut diterangkan bagaimana proses jin dalam mencari berita-berita ghaib. Yaitu dengan bertengger satu di atas yang lainnya
Kedua: berita ghaib yang mereka dapatkan itu berasal dari perkataan Allah kepada para malaikat untuk melakukan tugas tertentu, lalu para malaikat saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Maka melalui percakapan malaikat tersebut mereka mencuri dengar dan menyampaikannya kepada mitranya dari kalangan dukun.
Ketiga: bahwa tidak senantiasa mereka dapat mencuri berita langit tersebut karena Allah menjadikan sebahagian bintang untuk melempar mereka yang berusaha mencuri dengar berita langit tersebut.
Keempat: jika mereka selamat dari lemparan bintang yang berapi, baru mereka berhasil mencuri satu kalimat dari berita langit, artinya mereka tidak mengetahui secara detail atau seutuhnya tentang berita langit tersebut. Lalu berita tersebut mereka campur dengan seratus kedustaan.
Kelima: bahwa sebab adanya manusia yang mempercayai dukun adalah gara-gara tidak melihat kebohongannya dan hanya mengingat satu kalimat yang terdapat seratus kebohongan. Lalu kalimat yang satu tersebut diekspos kemana-mana, namun tidak mengekspos kebohongannya yang begitu banyak.

D.   Cara menangkal Perdukunan atau sihir
cara untuk menangkal perdukunan dan sihir :
1. Membaca ayat Kursy pada pagi dan sore, setiap selesai sholat fardhu dan saat akan tidur.
2. Membaca  بسم الله dan doa  ketika membuka pakaian
3. Membaca do’a ketika masuk Wc.
4  Menghiasi rumah dengan sering membaca surat Al baqarah di dalamnya.
5. Membaca do’a ketika masuk rumah
6. Membaca do’a ketika singgah di sebuah tempat atau memasuki daerah baru.

E.   Faktor penyebab masyarakat berdukun
1. rendahnya pengetahuan,
2. lemahnya keyakinan terhadap ajaran agama,
3. ter­batasnya kemampuan ekonomi, serta
4. adanya ke­yakinan seseorang atau masyarakat yang ketat dan telah terpelihara secara turun-temurun.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Pada dasarnya ilmu sihir dan dukun sangat dilarang tegas oleh Islam karena hal tersebut merupakan kemungkaran terhadap agama dan juga kemusyrikan. Oleh karena itu kita sebagai masyarakat yang tidak ingin musyrik diharapkan lebih berhati-hati dan lebih kebal lagi imannya agar tidak mudah tergoda dan terbawa hawa nafsu yang bisa menyesatkan. Dengan kata lain kita harus menjauh dari yang namanya ilmu-ilmu ghaib karena informasi yang disampaikannya belum tentu benar.

B.   Saran
Untuk masyarakat tentunya harus lebih menambah wawasan tentang dukun, sihir dan lain sebagainnya, memperkuat iman dan takwa kita terhadap Allah SWT, memperyakin diri sendiri dan percaya pada Allah tentang apa yang akan terjadi intinya kita harus pasrah










DAFTAR PUSTAKA

- Hukum Menurut Islam - Islampos -Hukum Sihir.html
- Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA (Sejarah Perdukunan Dalam  Pandangan Islam), rumah islam
- Pandangan Islam tentang Sihir, Perdukunan dan Ramalan Kumpulan Materi Dakwah Islam




No comments:

Post a Comment