Saturday, 7 January 2017

MAKROEKONOMI Investasi



MAKROEKONOMI
Investasi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbungan baik materi maupun pemikirannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan penglaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agara menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan dan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran yang di berikan. Yang tehormat:
Bapak Dr. H. Abd Wahab,SE.,Msi
Kami mengharapkan kritik dan saranya, agar kami menjadikanya sebagai pembelajaran atas kekurangan makalah yang singkat ini.
    Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
a)      Latarbelakang.................................................................................................1
b)      Rumusan masalah..........................................................................................2
c)      Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
a)    Investasi Tetap Bisnis......................................................................................3
b)    Harga Sewa Modal..........................................................................................3
c)    Biaya Modal.....................................................................................................4
d)    Determinan Investasi.......................................................................................5
e)    Pajak dan Investasi..........................................................................................7
f)     Pasar Saham dan q Tobin...............................................................................7
g)    Pasar Saham : Hipotesis Efisiensi Pasar Vs Kontes Kecantikan Keynes.......8
BAB III PENUTUP......................................................................................................9
a)    Kesimpulan.....................................................................................................9
b)    Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10







 


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
  Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan.  Aktivitas  investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.


B.   Rumusan Masalah
1.    Apa yang di maksud dengan Investasi Tetap Bisnis?
2.    Bagaimana Pengaruh investasi terhadap Tingkat Bunga ?
3.    Apa yang di maksud dengan Pasar Saham : Hipotesis Efisiensi Pasar Vs Kontes Kecantikan Keynes ?

  1. Tujuan
1.    Mengetahui pengertian dan masalah Investasi
2.    Mengetahui apa yang terjadi pada Pengaruh investasi terhadap Tingkat Bunga
3.    Mengetahui hubungan antara Hipotesis Efisiensi Pasar Vs Kontes Kecantikan Keynes



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Investasi Tetap Bisnis ( business fixed investment )
Investasi ini mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi. Model investasi tetap bisnis standar disebut model investasi neoklasik (neoclassical model of investment). Model neoklasik mengkaji manfaat dan biaya bagi perusahaan untuk memiliki barang-barang modal. Model tersebut menunjukkan bagaimana tingkat investasi –tambahan persediaan modal-dikaitkan dengan produk marginal modal,tingkat bunga,dan aturan perpajakan yang mempengaruhi perusahaan.
Untuk mengembangkan model, bayangkan ada dua jenis perusahaan dalam perekonomian : perusahaan produksi yang memproduksi barang dan jasa menggunakan modal yang mereka sewa dan perusahaan penyewa yang menjalankan seluruh investasi dalam perekonomian; perusahaan ini membeli modal dan menyewakannya kepada perusahaan-perusahaan produksi.

B.   Harga Sewa Modal
Perusahaan memaksimalkan laba dengan menyewakan modal sampai produk marginal turun menjadi sama dengan harga sewa riil. Untuk melihat variabel apa yang mempengaruhi harga sewa ekuilibrium,  lihat fungsi produksi Cobb-Douglas (ingat Bab 3) sebagai pendekatan yang baik tentang  bagaimana perekonomian aktual mengubah modal dan tenaga kerja menjadi barang dan jasa. Fungsi produksi Cobb-Douglas :
Y = AKaL1-a
Dimana Y output, K modal, L tenaga kerja, dan A parameter yang mengukur tingkat teknologi, dan  a parameter antara 0 dan 1 yang mengukur bagian modal dari output.Harga sewa riil dari modal disesuaikan untuk  menyeimbangkan permintaan atas modal dan penawaran tetap.
Produk modal marjinal untuk fungsi produksi Cobb-Douglas adalah :
MPK = aA(L/K)1-a
 Karena harga sewa riil sama dengan produk modal marjinal ekuilibrium, maka
R/P = aA(L/K)1-a
Ekspresi ini mengidentifikasi variabel yang menentukan harga sewa riil. Persamaan ini menunjukkan hal-hal berikut :
1.     semakin rendah persediaan modal, semakin tinggi harga sewa riil dari modal
2.     semakin besar jumlah tenaga kerja yang digunakan, semakin tinggi harga sewa riil dari modal
3.    semakin baik teknologi, semakin tinggi harga sewa riil dari modal.
Peristiwa yang mengurangi persediaan modal, atau meningkatkan kesempatan kerja, atau kemajuan teknologi, meningkatkan  ekuilibrium harga sewa riil dari modal.

C.   Biaya Modal
Manfaat kepemilikan modal adalah adanya penerimaan dari penyewaan modal kepada perusahaan produksi. Perusahaan penyewaan menerima harga sewa riil modal R/P untuk setiap unit modal yang dimiliki dan disewakan.
Biaya memiliki modal lebih kompleks. Untuk setiap periode waktu ketika perusahaan menyewakan satu unit modal,perusahaan penyewaan itu menanggung 3 biaya :
1) Bunga pinjaman mereka, yang sama dengan harga pembelian satu unit modal PK dikali tingkat bunga, i, sehingga i PK.
2) Biaya kerugian atau keuntungan harga modal, dinotasikan  -∆PK .
3) Penyusutan (Depresiasi) didefinisikan sebagai bagian dari nilai yang hilang per periode karena dipakai dan rusak, jadi δPK .
Jadi, jumlah biaya modal = i PK - ∆PK + δPK or = PK (i - ∆ PK/ PK + δ)
Biaya modal bergantung pada tingkat bunga riil,harga modal dan tingkat penyusutan. Biaya modal riil  (real cost of capital)—biaya membeli dan menyewakan unit modal yang diukur dalam unit output perekonomian :
Biaya modal riil = (PK / P )(r + δ),
Di mana r adalah tingkat bunga riil dan PK / P sama dengan harga modal relatif. Untuk menderivasi persamaan ini, kita asumsikan tingkat kenaikan harga barang secara umum sama dengan tingkat inflasi.

D.   Determinan Investasi
Perhatikan keputusan perusahaan penyewa apakah meningkatkan atau  menurunkan persediaan modalnya. Untuk setiap unit modal, perusahaan menghasilkan penerimaan riil R/P dan menanggung biaya riil (PK / P )(r + d).
Laba riil per unit modal :
                              Tingkat Laba = Penerimaan - Biaya
                                                     =     R/P         - (PK / P )(r + δ)
Karena harga sewa riil sama dengan produk modal marjinal, kita dapat menulis tingkat laba sebagai
                             Tingkat Laba = MPK     - (PK / P )(r + δ)
Perubahan persediaan modal, disebut investasi neto (net investment) bergantung pada perbedaan antara MPK dan biaya modal. Jika MPK  melebihi biaya modal, perusahaan akan untung bila mereka menambah persediaan modal. Jika MPK kurang dari biaya modal, perusahaan akan membiarkan persediaan modal mengecil, sehingga
                                    ∆K = In [MPK - (PK / P )(r + δ)],
Di mana In ( ) adalah fungsi yang menunjukkan berapa banyak investasi neto merespons insentif untuk investasi.


Fungsi Investasi
Kita sekarang dapat menderivasi fungsi investasi dalam model investasi neoklasik. Jumlah pengeluaran pada investasi tetap bisnis adalah jumlah  investasi neto dan penggantian modal yang menyusut. Fungsi investasi adalah :
I = In [MPK - (PK / P )(r + δ)] + δK
Investasi tetap bisnis bergantung pada produk marginal modal,biaya modal,dan jumlah penyusutan atau depresiasi. Model ini menunjukkan mengapa investasi bergantung pada tingkat bunga riil. Penurunan tingkat bunga riil menurunkan biaya modal. Investasi tetap bisnis meningkat ketika tingkat bunga menurun—-sehingga kemiringan ke bawah dari fungsi investasi. Juga,pergeseran ke luar pada fungsi investasi mungkin akibat dari kenaikan produk modal marjinal.
                                                                                                                       Akhirnya, kita lihat apa yang terjadi ketika penyesuaian persediaan modal ini berlanjut sepanjang waktu. Jika produk marjinal mulai di atas biaya modal, persediaan modal akan naik dan produk marjinal akan turun. Jika produk modal marjinal mulai di bawah biaya modal, persediaan modal akan turun dan produk marjinal akan naik.  Akhirnya, ketika persediaan modal menyesuaikan, MPK mendekati biaya modal. Ketika persediaan modal mencapai tingkat kondisi mapan, kita dapat menulis :
MPK = (PK / P )(r + δ)
Jadi, dalam jangka panjang, MPK sama dengan biaya modal riil. kecepatan penyesuaian menuju kondisi mapan bergantung berapa cepat perusahaan menyesuaikan persediaan modal mereka, yang lalu bergantung pada seberapa besar biaya untuk membangun, mengirimkan dan memasang modal baru.



E.   Pajak dan Investasi
Pembuat kebijakan sering mengubah aturan tentang pajak pendapatan perusahaan untuk mendorong investasi, atau paling tidak memitigasi (mengurangi) disinsentif yang ditimbulkan pajak.Kredit pajak investasi (investment tax credit) adalah provisi pajak yang mengurangi pajak perusahaan sebesar jumlah tertentu untuk tiap dolar yang dibelanjakan untuk barang modal.Karena perusahaan menutupi sebagian investasi barang modalnya dalam bentuk pajak lebih rendah, kredit ini mengurangi harga pembelian efektif dari unit modal P.

F.    Pasar Saham dan q Tobin
Istilah saham (stock) mengacu pada bagian kepemilikan perusahaan, dan pasar saham (stock market) adalah pasar di mana saham-saham ini diperdagangkan. Ekonom pemenang-hadiah-Nobel James Tobin menyatakan perusahaan mendasarkan keputusan investasi mereka pada rasio berikut, yang sekarang disebut  q Tobin :
 q   =   Nilai Pasar Modal Terpasang
       Biaya Penggantian Modal Terpasang
Pembilang q Tobin adalah nilai modal perekonomian yang ditentukan oleh pasar saham. Penyebutnya adalah harga modal jika dibeli hari ini. Tobin beralasan investasi neto sebaiknya bergantung pada apakah q lebih besar atau kurang dari 1. Jika q >1, maka perusahaan bisa meningkatkan nilai persediaan mereka dengan meningkatkan modal, dan jika q < 1, pasar saham menghargai modal kurang dari biaya penggantiannya dan lalu, perusahaan tak akan mengganti persediaan modalnya bila telah dipakai. q Tobin mengukur profitabilitas masa depan yang diharapkan sebagaimana profitabilitas masa ini.


G.   Pasar Saham : Hipotesis Efisiensi Pasar Vs Kontes Kecantikan Keynes
Hipotesis Efisiensi Pasar : harga pasar saham perusahaan adalah penilaian yang sepenuhnya rasional akan nilai perusahaan, berdasarkan informasi saat ini tentang prospek bisnis perusahaan.
Kontes Kecantikan Keynes adalah metafora untuk spekulasi saham. Dalam pandangan ini, pasar saham berfluktuasi tanpa alasan jelas, dan karena pasar saham mempengaruhi permintaan agregat akan barang dan jasa,  fluktuasi ini adalah sumber dari fluktuasi perekonomian jangka-pendek.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Investasi Tetap Bisnis
• Tingkat bunga lebih tinggi meningkatkan biaya modal dan mengurangi investasi tetap bisnis.
• Perbaikan teknologi dan kebijakan pajak, seperti pajak pendapatan perusahaan dan kredit pajak investasi, menggeser fungsi investasi-tetap bisnis.
  Selama booming, kesempatan kerja lebih tinggi meningkatkan MPK dan karenanya, meningkatkan investasi tetap bisnis.
B.   Saran
Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut .Jangan sampai terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia. Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor mana kita akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah dan tiap individu.


DAFTAR PUSTAKA

1. N. Gregory Mankiw, “Principles of Macroeconomics”, Thompson/South Western, Fifth
Edition, 2008.
2. Mankiw, N. Gregory. Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 2007.



No comments:

Post a Comment